بــسم اللّٰـه
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Untuk menentukan beda suatu kalimat, maka harus merujuk ke kamus bahasa untuk melihat akar kata dan makna kata tersebut.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi takdir adalah ketetapan, ketentuan dan nasib.
Sedangkan nasib menurut KBBI adalah sesuatu yang sudah ditentukan Tuhan atas diri seseorang, takdir.
Jadi, secara bahasa Indonesia sendiri makna takdir dan nasib itu similar alias sama.
Baca Juga: Promo Terbaru
Untungnya kedua kata di atas adalah sama² kata serapan dari Bahasa Arab…
Dalam bahasa Arab kata taqdir adalah bentuk infinitif dari kata qoddaro
yuqoddiru yang artinya menentukan, menetapkan, menghukumi, sesuai dengan
ketetapan dan ketentuan. Jika dikatakan taqdîru ‘amalin artinya waznuhu
hasaba qîmatihi (menimbang amalan tersebut sesuai dengan bobotnya)
Sedangkan kata nasib dalam bahasa Arab, berasal dari kata nashîb (نصيب) yang artinya adalah bagian dari sesuatu/bagian sesuatu yang telah ditentukan baginya.
Kedua kata di atas, taqdir dan nashib terdapat dalam Al-Qur’ân.
KATA TAQDIR
▪Bermakna ketentuan/ketetapan
(فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ)
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah taqdir
(ketetapan/ketentuan) Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.
[Surat Al-An’am 96]
Lihat juga Surat Yasin : 38 dan Fushilat : 12.
▪Bermakna ketetapan yang tepat sesuai proporsinya
(الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ
وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ
فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا)
Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala
sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya sesuai taqdirnya (secara
tepat, pas dan proporsional).
[Surat Al-Furqan 2]
Lihat pula surat Al-Insan : 16.
KATA NASHIB
▪Bermakna bagian dari hasil upaya dan jerih payah.
(أُولَٰئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا ۚ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ)
Mereka itulah yang memperoleh nashib (bagian) dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Maha cepat perhitungan-Nya
[Surat Al-Baqarah 202]
Lihat yang semisal QS An-Nisa : 32.
▪Bagian dari harta waris
(لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ
وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ
مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ ۚ نَصِيبًا مَفْرُوضًا)
Bagi laki-laki ada nashib (hak bagian) dari harta peninggalan kedua
orang tua dan kerabatnya, dan bagi perempuan ada nashîb (hak bagian)
pula dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit
atau banyak menurut nashib (bagian) yang telah ditetapkan.
[Surat An-Nisa’ 7]
Lihat pula QS An-Nisa : 33.
▪Bagian dari kitab suci
(أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ
يُدْعَوْنَ إِلَىٰ كِتَابِ اللَّهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ
يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ مِنْهُمْ وَهُمْ مُعْرِضُونَ)
Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang telah diberi nashib
(bagian) Kitab (Taurat)? Mereka diajak (berpegang) pada Kitab Allah
untuk memutuskan (perkara) di antara mereka. Kemudian sebagian dari
mereka berpaling seraya menolak (kebenaran).
[Surat Al-Imran 23]
Lihat pula QS An-Nisa’ : 44, 51 dan Al-A’raf : 37.
▪Bagian sesusai dengan balasan
(فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِمَّا يَعْبُدُ هَٰؤُلَاءِ ۚ مَا يَعْبُدُونَ
إِلَّا كَمَا يَعْبُدُ آبَاؤُهُمْ مِنْ قَبْلُ ۚ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ
نَصِيبَهُمْ غَيْرَ مَنْقُوصٍ)
Maka janganlah engkau (Muhammad) ragu-ragu tentang apa yang mereka
sembah. Mereka menyembah sebagaimana nenek moyang mereka dahulu
menyembah. Kami pasti akan menyempurnakan bagian pembalasan (terhadap)
mereka tanpa dikurangi sedikit pun.
[Surat Hud 109]
▪Bagian dari rezeki di dunia
(وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا َۖ)
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia
[Surat Al-Qasas 77]
Lihat pula QS Yusuf : 56, An-Nahl : 56]
▪Bagian dari balasan akhirat
(مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ
وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي
الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ)
Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan
keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia
Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia
tidak akan mendapat bagian di akhirat
[Surat Asy-Syura 20]
Jadi,
Takdir itu adalah ketentuan dan ketetapan yang telah Allâh tentukan dan tetapkan.
Sedangkan Nasib adalah bagian dari ketetapan dan ketentuan Allâh terhadap sesuatu.
Wallâhu a’lam bish showaab
Baca Juga: Promo Terbaru
0 komentar:
Post a Comment